Selasa, 22 Mei 2018

Coba untuk direnungkan .......








lepaskanlah ..............
Memang benar ukuran kebahagiaan bukan terletak dari seberapa lama manusia bisa bertahan hidup, seberapa banyak harta yang sudah terkumpul atau seberapa luhur status kita, tetapi seberapa besar kemampuan kita untuk memeluk erat semua yang menyakitkan, seberapa besar kita bernyanyi dengan penderitaan, seberapa besar kita tersenyum dengan orang-orang yang berada di sekitar kita.

Gadis, Mejk, Warna, Pelangi, Model, Orang, Wanitakepuasan?
Tidak akan pernah berhenti dan menjadi lega, terus berputar bersama waktu yang tanpa disadari akhirnya sampai pada titik dimana waktu tidak dapat kita lalui kembali.
Kita tidak bisa menghapuskan kenangan atau cerita yang pernah terjadi atau melupakan semuanya. Yang harus dilakukan adalah kita harus mampu untuk menerimanya, karena itu yang tersulit. Sebab ketika kita "menerimanya" maka kita akan mampu untuk melepaskannya.
Terkadang kita berpikir bahwa takdir menyakiti hidup kita, menerima segala kesedihan sebagai suratan takdir yang kejam, atau kita menjalaninya seperti seorang hukuman yang harus berada di jeruji besi, atau seperti berjalan ditengah bara panas atau ditengah rintik hujan yang tiada berhenti. Harapan hampa, terpuruk diantara puing-puing kehancuran.

lalu....?
Kita bisa menghadapi semua itu dengan belajar untuk menerima dan memaafkan. Mungkin tidak akan merasa lega saat itu, tapi akan menjadi kekuatan kita untuk melangkah selanjutnya..... dan seterusnya ....!



"janganlah engkau menganggap dirimu bijak, takutlah akan Tuhan dan jauhilah kejahatan" 
(Amsal 3:7)








Tidak ada komentar:

Posting Komentar